Siapa bilang kreatifitas itu bisa mandek alias tumpul atau ekstremnya mati? Setahu saya kreatifitas itu harus dilatih karena bukan pemberian, setiap orang dianugerahi kreatifitas namun hanya sedikit yang mau mengelola dan melatihnya. Bakat adalah pemberian karena tidak semua memiliki bakat menyanyi namun apa artinya sebuah bakat jika tidak ditunjang dengan kreatifitas dan latihan untuk selalu berpikir kreatif?
Ini adalah contoh menarik bagaimana makna dari sebuah kreatifitas berujung menjadi solusi cukup dengan mendalami dan memperhatikan lingkungan dan tentunya keinginan yang besar dari pencetus ide tersebut.
Siapa yang menyangka bahwa bambu bisa menjadi kerangka sepeda yang lentur dan tangguh? Jika kita berpikir tentang sepeda bambu pastinya di kepala langsung tertuju kepada oleh-oleh kerajinan dari bambu yang biasanya kita pajang saja di lemari. Tapi sepeda bambu disini adalah sepeda yang digunakan setiap hari namun materi utamanya justru dari bambu… Sori bannya tetap dari karet.
Sepeda bambu karya Lathief Design ini menggugah saya untuk menulisnya. Bambu seperti yang kita ketahui memiliki fleksibilitas tinggi walaupun tidak semuanya dapat dijadikan kerangka sepeda. Fleksibilitas atau kelenturan inilah yang membuatnya cocok sebagai kerangka sepeda gunung atau MTB terutama bagi pengendara yang hobi turun gunung dan melewati jalur-jalur ekstrem.
Benefit lainnya adalah daya tahan, pastinya sepeda bambu tidak akan karatan dan walaupun bahan sepeda sekarang termasuk canggih atau hi-tech, bambu tetap menang dari sisi ekonomisnya; tidak saja murah tapi juga jumlahnya yang banyak di Indonesia. Kemudian bambu juga memberikan kenyamanan ekstra yaitu kemampuannya meredam energi getaran yang luar biasa sehingga tidak diperlukan shock-absorber pada kerangka sepeda MTB. Benefit terbesar dari sepeda bambu tentunya adalah ramah lingkungan.
Penasaran? Ingin tahu lebih perihal sepeda ini? Kunjungi situs Lathief Design dan temukan bahwa kreatifitas itu tidak pernah mati.
Kreatifitas tidak pernah mati
Comments